Disclaimer:
- Cerita ini mengandung unsur pornografi yang tidak cocok buat anak di bawah umur atau orang-orang sok alim.
- Seluruh materi cerita ini adalah fiksi belaka. Seluruh kemiripan nama, tokoh, tempat, kejadian, dll adalah suatu kebetulan semata.
- Cerita ini dibuat hanya sekedar iseng dan meredam rasa kangen pada cerita Imron yang asli yaitu nightmare campus dan nightmare sidestory karya bos Shusaku.
****************
Kamar Hendra
“Jadi menurut lu gimana?” tanya Hendra saat sambil bermain PS.
“Siapa?” tanya Sarif yang sedang asyik mengatur formasi bola.
“Itu si Ivana, cewek yang selama ini bikin kita kesengsem” kata Hendra membuat Sarif terbatuk dan kesal gara-gara Hendra menekan tombol pause pada stik PS dan naik ke ranjang, Sarif mendelik marah karena pertandingan baru dimulai tapi terhenti.
“Dia manis, imut-imut, polos, ramah, tapi….?” kata Hendra terhenti, lalu memandang Sarif.
“Kenapa kamu naksir ma dia?
Hendra hanya tersenyum simpul sedangkan Sarif melotot karenanya. ”Lu yang naksir kali, dia kan budak Imron, ga nyangka kan cewek baik-baik gitu juga ternyata…”
“Yah, eh, bukan gitu. Tapi dia emang bedakan ama yang laen, Ivana itu baik banget sama semua orang”
“Terutama sama Imron gitu, maksud kamu? sama aja Rif, hehehe?” sambil cengengesan.
“Selama ini semuanya nggak peduli sama kita Rif, gak ada yang menganggap kita ada kecuali waku dibutuhin doang” kata Hendra lagi.
“kalo aku sih setuju aja Hen, oke….oke, ini memang waktu kita buat balas dendam…hahahaha”
“Tapi…Ivana emang beda, dia ga kaya yang lain, lu inget waktu dia nawarin kita nyicipin sample kue waktu dia jaga stand itu?” kata Hendra mengingat-ingat beberapa bulan lalu ketika bazar gadis itu menawarinya potongan brownies buatannya dan teman-temannya untuk dicoba, “gua tau dia itu tulus, keliatan dari senyumnya sama tatapan matanya, kalau cewek lain waktu itu mungkin ngelirik kita juga ngga”
“Ah…sok romantis lu Hen, kalau ada kesempatan ngentot sama dia pasti ga akan lu lewatin kan!?” kata Sarif sambil mengeplak kepala belakang Hendra.
Keduanya pun tertawa terbahak-bahak dalam obrolan mesum mereka.
Read the rest of this entry ?